Minggu, 10 Maret 2019

It's okay to be BROKEN HOME

Diposting oleh septicn di 22.50 0 komentar
Kasus broken home di Indonesia bukanlah suatu hal yang baru. Bahkan mungkin, hal ini menjadi sesuatu yang biasa. Sering kita jumpai disekeliling kita memiliki nasib sebagai anak BROKEN HOME. But wait, menurut saya, broken home tidak hanya untuk kasus perceraian. Bagaimana jika ada sebuah keluarga yang masih utuh tetapi setiap hari selalu bertengkar? atau keluarga tersebut masih utuh tetapi mereka memiliki anak (mohon maaf) pemabuk, pecandu atau sex bebas sudah menjadi hobinya? 
Dari sini kita harus belajar untuk membuka pikiran dan tidak menyudutkan sesuatu yang tertentu saja. Saya setuju jika sebuah perceraian itu disebut broken home. Tapi, saya tidak setuju jika label broken home hanya diberikan untuk orang orang yang bercerai saja. Ada banyak kasus keluarga yang lebih bobrok dari sebuah perceraian. bukan?
Okay, dalam kesempatan kali ini saya akan mengambil kasus dari perceraian. Sering kita dengar bahwa, anak anak yang orang tuanya bercerai disebut sebagai korban broken home. Mereka diberi sebutan korban, mungkin karena ke egoisan kedua orangtuanya yang sama sekali tidak memikirkannya jika kedua orangtuanya berpisah. Anak anak yang seperti itu pasti memiliki banyak pertanyaan "masihkah ada yang sayang denganku?", "masihkah ada yang akan memperdulikanku?" atau pertanyaan lainnya. Tapi mungkin, sebuah perceraian adalah satu satunya cara untuk menyelamatkan keluarga mereka, menyelamatkan anak anaknya. We don't know. every people have different reasons. Bagi saya, anak anak broken home adalah anak anak yang hebat. Mereka bisa berdiri tegak dalam setiap keadaan yang menimpa mereka. Terpuruk? Pasti, tidak jarang mereka jatuh dalam sebuah masalah. Bahkan, masalah adalah konsumsi setiap harinya. Tapi dengan masalah masalah yang datang silih berganti itu, mereka bisa kembali bangkit dan terus bangkit dan akan mendewasakan mereka.
Saya sangat respect kepada mereka, anak anak broken home yang tidak melampiaskan kekecewaan mereka ke hal hal negatif, narkoba atau sex bebas misalnya. Banyak sekali anak anak broken home yang masih memiliki pikiran waras hehe. Banyak dari mereka melampiaskan ke hal hal yang positif, entah menyibukkan diri dengan mengikuti organisasi, entah itu mengembangkan bakat atau yang lainnya. Anak anak yang seperti itulah yang tidak akan kehilangan mimpi mimpi besar mereka. Mereka percaya, nasib sebagai anak broken home bukanlah sebuah hal yang menyengsarakan atau sebuah aib yang menjijikkan. Mereka bisa membuat hidup mereka menjadi lebih baik, lebih berarti dan lebih bermakna dengan melakukan hal hal yang baik.
Kita tau, sebagai anak broken home bukan berarti kehilangan kasih sayang ataupun perhatian. Mereka tidak sendiri, masih ada keluarga besar yang akan terus menyayangi dan tentu mereka masih memiliki sahabat sahabat baik yang akan terus men-support. Yang paling terpenting adalah, tidak akan pernah ada sebutan mantan ayah ataupun mantan ibu dan mantan anak, yang ada hanya mantan pacar hmmm. Anak akan tetap menjadi anak, darah daging mereka sendiri. Berpisahnya kedua orangtua bukan berarti mereka kehilangan kasih sayang dan perhatian dari orangtua. Hal itu bisa didapatkan dari mana sajaaa. Komunikasi yang baik terhadap orangtua pun sangatlah penting. Jangan sampai menyimpan dendam atau kecewa yang berlarut. Kecewa, marah itu wajar. Tapi, alangkah baiknya untuk belajar menerima kenyataan dan menerima semua yang hadir dalam hidup dengan ikhlas. Kita tau, adanya masalah adalah salah satu cara Tuhan mengangkat derajat kita sebagai manusia, jika kita bisa tabah dan sabar menghadapinya.

Adanya tulisan saya ini adalah bentuk support saya untuk mereka, para anak anak broken home. Saya tau, mereka sangat kuat, mereka sangat tangguh. Mereka tidak sendiri, mereka tidak berbeda, masih sama dengan teman teman yang lainnya. Masih bisa meraih mimpi, jika mereka mau berusaha untuk itu. Pasrahlah kepada Tuhan atas semua yang kamu alami :)

 

Random Stories Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review