Diatas adalah foto keluargaku, minus
adikku yang paling kecil, Ochi. Tapi disini aku nggak bercerita tentang keluargaku, melainkan kakakku, Mbak Ayu dan
aku sendiri.
Sudah terlihat difoto itu, mbak Ayu
adalah salah satu alumni dari perguruan tinggi ternama di Surabaya, Institut
Teknologi Sepuluh November (ITS). Siapa sih yang nggak tau ITS? Jelas seluruh
penghuni Indonesia ini mengenal perguruan tinggi itu. Disini mbak Ayu sebagai
alumni jurusan teknik elektro. Lebih membanggakannya lagi, selama mbak Ayu
kuliah selalu mendapatkan beasiswa. Dibilang pintar, yaa sangat pintar sekali.
Sangat mengagumkan bukan?
Setelah wisuda, mbak Ayu langsung
bekerja di salah satu PT di Bekasi. Setelah beberapa tahun bekerja, mbak Ayu
menikah dengan teman seperjuangannya sewaktu kuliah.
Kurang sempurna bagaimana lagi nasib
mbak Ayu?
Berbeda dengan aku, setelah lulus MAN
aku mendapatkan keberuntungan, diberi kesempatan untuk belajar di IAIN
Tulungagung. Meskipun aku masuk tanpa tes, tapi coba bandingkan! ITS vs IAINTA?
Beda jauuhhhhh mamen.
Minder? Bangetttt.
Aku selalu berfikir, kampusku sendiri
masih dalam status IAIN, Bagaimana nanti jika aku wisuda? Apa aku bisa kerja?
Apa nasibku semujur mbak Ayu?
Pertanyaan seperti itu tidak jarang
datang ke fikiranku. Rasa takut, sedih menjadi satu.
Tapii…….
Meskipun begitu, mbak Ayu tidak pernah
memandang aku bodoh, dan tidak pernah menunjukkan bahwa dia lebih hebat dari
aku.
Dia selalu memberiku motivasi, sumber
kekuatan terbesarku ada padanya.
Dari situlah aku berfikir, dimanapun
kita belajar, jika kita bersungguh – sungguh dan mau berusaha kita akan
mendapatkan apa yang kita inginkan.
Jika kita bisa mengembangkan diri kita ,
dengan cara melakukan yang terbaik, insyaAllah nasib baik akan datang kepada
kita.